Senin, 16 Mei 2011

Jumat, 06 Mei 2011

Seragam di Distrik Jawa Kalimanta

Selama tiga hari, pendeta yang berada di HKBP Distrik 8 Jawa Kalimantan, rapat di Putri Duyung Ancol, Jakarta. Rapat pendeta ini membahas perkembangan liturgi, tatacara dan pelayanan yang terus mewarnai tata ibadah di HKBP.
Pada kesempatan ini, dua pembicara, Praeses Pdt Mori Sihombing MTh dan Pdt Gomar Gultom MTh, Sekretaris Umum PGI menajikan topik yang saling berkaitan. Meskipun topik sudah acap kali dipercakapkan namun tetap relevan diangkat dalam Rapat Pendeta Distrik 8.
Pdt Mori Sihombing di hadapan peserta rapat, melontarkan sejumlah fakta di lapangan yang dianggap bergeser dari dokumen HKBP. Dokumen itu meliputi: Agenda, Konfensi, Aturan dan Peraturan (AP) Ruhut Pamincangion Pamahanion (RPP) dan Katekismus Martin Luther.
Berdasarkan fakta itu, Mori meminta semua pendeta yang ada di Distrik 8 agar sama-sama memberi tanggapan dan saran supaya ada kesamaan berpikir dan keseragaman bertindak. “Minimal keseragaman itu kita mulai di Distrik Jawa Kalimantan. Perlu ada keseragaman serta kesamaan berpikir,” kata Mori.
Pokok diskusi yang paling banyak disoroti yakni: nyanyian/ende dan musik, nyanyain interval, musik (manopoti dosa) singers (pemandu lagu), paragendaon, patik (Hukum Taurat) manopoti dosa, epistel, manghatindangkan haporseaon, tangiang pangondianon, pasupasu (berkat) mangan di bagas gereja, bersalaman, pemberkatan nikah, susunan acara partangiangan wijk, paduan suara (koor)
Dalam diskusi yang kadang alot, Praeses Mori Sihombing meminta perhatian yang serius dalam menerima hal-hal yang baru dan yang aktual. “Kita tidak boleh melanggar atau meniadakan hal-hal yang substansional, dalam arti teologis-dogmatis dan etis praktis,” ujar Mori.
Ia memberi contoh yang tak sesuai dengan Agenda HKBP. Pengkotbah (parjamita) mengajak jemaat bernyanyi dalam interval kotbah, ini tidak pernah diajarkan dalam homiletik. “Style HKBP sudah cukup standar dan sesuai dengan kebiasaan gereja mula-mula,” tegas Mori Sihombing sambil menambahkan dia mendapat gambar pengkotbah itu yang dikirim seseorasng ke handpone-nya.
Hal lain yang sering tidak seragam adalah apa yang tertulis dalam Agenda, tidak diucapakan seperti apa yang tertulis. Kenapa harus ditambah-tambah apa yang sudah tertulis dalam agenda. Apa yang sudah tertulis dalam Agenda, itula yang diucapkan. Kenapa harus ditambah redaksinya? “Inilah yang perlu kita seragamkan. Jangan di gereja A lain, di gereja B lain lagi. Kembalilah ke Agenda HKBP yang sudah ratusan tahun kita pergunakan dalam kebaktian Minggu,” jelas Praeses Pdt Mori.
Gomar Gultom dengan bahasan “RPP HKBP: Ortodoksi atau Reinterpretasi?” Dalam makalah ia menguraikan tradisi gereja-gereja Lutheran yang mengenal dua tanda gereja (nota ecclesiae) pemberitan firman dan pelayanan sakramen. Gereja-gereja Reformed menambahkan satu lagi; hukum siasat gereja (ruhut parmahanion) Gereja Reformed yang mewarisi pengajaran Calvin memang dalam beberapa hal berbeda dengan Lutrher.
Calvin, misalnya, menekankan disiplin (siasat gereja) yang perlu ada dalam gereja sebagai alat membina tingkah laku warga jemaat, sesuatu hal yang sangat berbeda dengan Luther. Pada sisi lain Calvin mengatakan, hokum siasat bukanlah corak hakiki gereja, karena ketaatan kepada hokum siasat lebih merupakan tindakan manusiawi, bukan perintah ilahi seperti firman dan sakramen. Namun, hukum siasat itu perlu demi menjaga kesucian.
Calvin, ternyata mengikuti gagasan Agustinus yang mengatakan, gereja tidak mungkin sempurna dan suci, tapi karena gereja merupakan umat Allah, maka harus ada usaha warga jemaat untuk hidup sesuai dengan firman Allah. “Dalam kondisi seperti inilah pentingnya hukum siasat,” kata Gomar.
Dia juga memperbandingkan Konfessi HKBP 1951 dan 1996 yang menyebutkan; Ia tanda ni huria na sintong ima: a. Molo polin Barita na Uli i dijamitahon jala dipodahon. b. Molo sintong diulahon sakramen na dua i (Matius 29: 19, Markus 16: 15-16) c. Molo sintong dilulahon ruhut parmahanion dhot paminsangon (Bindu 7E) Bandingkan kalimat berikutnya: “marhite poda on taondolhon do na dipapatar Debata do diriNa huthut na patupahon pardengganan di bagasan Jesus Kristus marhite Barita na Uli dohot sakramen na dua i.”
Pada topik yang sama Gomar juga menyinggung dokumen “Piagam Saling Mengakui dan Saling Menerima” yang ada dalam Dokumen Keesaan Gereja (DKG) Dalam praktek ternyata kegamangan identitas masih kuat mempengaruhi implementasi dokomen PSMSM tersebut. Ia memberi contoh kasus; seorang pendeta mengenakan RPP kepada putrinya yang menikah kepada warga Pentakosta. “Padahal Pentakosta adalah anggota PGI.”
Mungkin masih ada kasus-kasus lain untuk isu yang berbeda seperti atestasi. Hal ini diperparah lagi dengan tiadanya penjelasan tentang siapa yang dimaksud dengan “huria na mamulik” dalam RPP. Belum lagi tidak adanya daftar “huria na so maralo haporseaonna tu haporseaonta.” Akibatnya, tejadi bermacam “improvisasi” dan bahkan membuka luas kemungkinan melihat “situasi” dan “kondisi.” Kalau hal ini memang merupakan suatu peluang yang sengaja diberi ruang oleh HKBP, tidak masalah. Namun, kekuatiran kemungkinan saling menyalahkan di antara sesama pelayan HHKBP yang berbeda pendapat dalam menyikapi hal-hal tersebut. “Saya memandang perlunya HKBP memiliki kejelasan dan ketegasan mengenai hal ini,” ujar Gomar Gultom.
Dalam diskusi muncul usul, agar RPP diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Diharapkan dengan dua bahasa, sosialisasi RPP kepada generasi muda HKBP akan lebih efektif.
Pada acara yang sama diadakan juga pembekalan kepada istri pendeta yang ada di Distrik Jawa Kalimantan. Pembekalan disampaikan Prof Dr Frieda Mangunsong dengan topik “Sikap, Penampilan dan Komunikasi yang Baik.” Selain itu, mereka juga dilatih merangkai bunga.
Rapat pendeta ini mendapat respon cukup baik dari peserta atas akomodasi serta fasilitas yang cukup memadai selama rapat berlangsung. Tak terkecuali suasana kekeluargaan sesama pendeta sangat terasa saat ibadah penutupan yang diadakan di lapangan terbuka yang menghadap ke laut.
Begitu juga hiburan spontan dari peserta menambah keakraban sesama pelayan di Distrik 8. Mereka bernyanyi bersama yang dimeriahkan Pdt Nasser A Silalahi, Pdt Baharuddin Silaen, Pdt Wilson Tampubolon, Pdt Sawari Togatorop dan Praeses Pdt Mori Sihombing dan istri Boru Sinambela. bas
Tahun ini, Rapat Pendeta Distrik 8 Jawa Kalimantan, dipercayakan kepada HKBP Pasar Minggu, Jakarta yang diketuai; Pdt WK Siahaan STh, Pendeta Resort HKBP Pasar Minggu, yang didukung St MH Panjaitan, St I Hutauruk, St H Pandiangan dan seks-seksi. bas

Panitia Jubileum Nasional 150 Tahun HKBP Bertemu Gubernur DKI

Panitia Nasional Jubileum 150 Tahun HKBP belum lama ini bertemu dengan Fauzi Bowo, Gubernur DKI, di Balaikota, Jakarta. Panitia jubileum dipimpim Ketua Umum Edwin P Situmorang bersama ketiga praeses; Pdt Mori Sihombing MTh, Pdt Dr Lukman Panjaitan dan Praeses Pdt Esron Tampubolon MTh.
Pada kesempatan itu Fauzi Bowo mengatakan, kita menjamin kebebasan setiap umat beragama dalam menjalankan ibadah. “Warga HKBP juga berperan mengantarkan saya menjadi Gubernur DKI Jakarta Raya,” kata Bowo.
Gubernur juga berjanji memfasilitiasi kegiatan Panitia Nasional Jubileum 150 Tahun HKBP. Termasuk program panitia jubileum yang meliputi; donor darah, pembangunan Sopo Marpingkir dan malam budaya Batak di Mall Central Park Jakarta Barat.
Ketika panitia menyelenggarakan penanaman pohon bakau (mangrove) di kawasan Pantai Indah Kapuk, pada event “HKBP Go Green” Gubernur Fauzi Bowo juga hadir bersama warga HKBP se-Jabodetabek.
Dalam pertemuan itu, Ketua Umum Edwin P Situmorang, menjelaskan, panitia akan melakukan terebosan baru agar seluruh jemaat HKBP yang berjumlah empat juta jiwa cerah saat ibadah raya, 27 November mendatang yang juga dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Edwin juga menambahkan, tantangan yang dihadapi HKBP ke depan semakin komples, baik dari internal maupun ekternal. “Kami bersyukur, Gubernur Fauzi Bowo bersedia membantu kami menyelenggarakan kegiatan HKBP,” kata Situmorang.
Ia juga menyampaikan terimakasih kepada pemerintah dan instansi terkait, yang menerima panitia beraudensi untuk mendukung perayaan puncak November mendatang. Dengan harapan HKBP adalah bagian yang tidak terpisahkan dar bangsa dan sekaligus dapat membangun kesederhanaan serta kebersamaan dengan masyarakat lainnya.
Dalam pertemuan itu, hadir Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Franky M Panjaitan, Kepala Biro Daerah dan Kerjasama Luar Negeri Pemprov DKI Hutapea, Wakil Walikota Jakarta Utara Mangara Pardede, Ketua Umum BPD Gapensi DKI, Jakarta, Leonard Silalahi, Kepala BP Lokasari, Raya Siahaan, Manuara Siahaan, pengusa muda dan Margomgom Napitupulu, tokoh Batak. Demikian disampaikan Praeses Pdt Mori Sihombing kepada Suara HKBP. bas

Salahkah Kita Berbeda?

Salahkah kita berbeda? Tentunya tidak. Perbedaan adalah anugerah Tuhan. Perbedaan itu membuat hidup kita semarak. Kita diciptakan Tuhan berbeda, itulah makanya kita tidak sama. Sebab itu, perbedaan itu tidak salah. Yang salah adalah cara pandang kita terhadap perbedaan itu.
Demikian benang merah dialog bertajuk “Harmonisasi Dalam Bingkai Jati Diri Bangsa” yang disampaikan Pdt Willem TP Simarmata MA yang diselenggarakan oleh FKUB Sumut di Hotel Madani Medan belum lama ini.
Pdt Simarmata hadir bersama para pimpinan majelis agama yang ada di Sumatera Utara seperti: PGI, Keuskupan Agung, MUI dan yang mewakili Hindu, Buddha dan Kong Fu Tse.
Dalam dialog yang dibuka Wakil Gubernur Sumatera Utara itu, WTP Simarmata menegaskan bahwa setiap orang menganggap agamanya yang terbaik adalah wajar saja, tetapi kalau agama yang saya anggap lebih baik itu kemudian dipaksakan kepada orang lain, maka ini yang tidak wajar lagi. Itu sudah menjadi pelanggaran hak asasi manusia (HAM)
Untuk itulah perlunya penghargaan atas perbedaan yang ada. Dalam hal ini misalnya, umat Kristen selalu menyuarakan kepada pemerintah agar negara benar-benar bertindak adil dan menjadi pengayom bagi semua penganut agama yang berbeda itu. “Negara tidak boleh bersikap diskriminatif,” ungkap Simarmata yang kini melayani sebagai dosen di STT HKBP Pematangsiantar dan juga Ketua Rapat Pendeta HKBP.
Begitu juga keputusan pemerintah mestilah berdasarkan konstitusi, dasar negara yaitu Pancasila dan UDD 1945. Negara tidak boleh mendasarkan keputusannya atas keputusan lembaga-lembaga yang bukan negara. Negara harus memberi peluang agar warganya bebas mengungkapkan imannya sesuai kepercayaan masing-masing. Karakter asli bangsa kita adalah kemampuan hidup berdampingan dengan yang berbeda dengan kita. Karakter asli bangsa kita adalah rukun. Mazmur 133 pun menyatakan hal itu; ”alangkah indahnya apabila bersaudara hidup rukun.”
Selain itu, umat Kristen juga terpanggil membangun kebersamaan dan kesejahteraan kota di mana umat Kristen tinggal sebab Kristen memahami bahwa kesejahteraan tempat di mana dia tinggal adalah kesejahteraannya juga. Seperti tertuang dalam Yesaya 29, “Doakanlah kota di mana kamu tinggal, sebab kesejahteraan adalah kesejahteraanmu juga.”
Hal penting lain yang disampaikan Pdt Simarmata yang pernah melayani selama 10 tahun sebagai Sekjend HKBP, yaitu; kurikulum di sekolah-sekolah perlu mendapat perhatian khusus agar isinya benar-benar membangun jati diri bangsa yang menghargai perbedaan dan kemajemukan. Termasuk pemahaman akan kemajemukan harus makin dipertajam dan agar generasi mudah memahami dengan benar dan jernih arti perbedaan itu sendiri. “Nation building” dan cracter building” itu perlu mendapat perhatian serius.
Tujuan akhir dari pendidikan kita adalah pembentukan karakter, yaitu pembetukan perilaku. Masalahnya adalah bahwa budi pekerti tidak ada lagi dalam kurikulum sekolah kita. “Karena itu sangat penting keteladanan dari yang senior kepada warga yang lebih junior agar ada panutan yang dapat diteladani yang seirama kata dan perbuatan,” kata Simarmata.
Pada kesempatan itu, Willem Simarmata, menyinggug Sidang Majelis Pekerja Lengkap PGI beberapa waktu lalu di Tobelo, yang membuahkan tiga pokok pikiran yaitu: mempererat persaudaraan/persekutuan, merawat kemajemukan dan memelihara lingkungan. Karena memang hidup gereja tak boleh dilepaskan dari oikumene, ekonomi dan ekologi. Bahkan lewat kotbah, bimbingan rohani, pertemuan-pertemuan, sekolah dan ibdah-ibadah, ketiga hal ini boleh disebarluaskan.
Pdt Simarmata menambahkan, dialog adalah salah satu upaya yang terbaik dalam membangun jembatan antarkelompok atau agama yang berbeda iman. Karena dengan dialog seperti ini diharapkan perjumpaan akan menghasilkan keakraban. Kemudian, keakraban yang terjalin akan menjadi tiang yang kokoh dari kerukunan. Sebab itu, agama-agama yang ada di Indonesia harus berperan aktif mengobarkan semangat kebangsaan yang menghargai perbedaan sehingga hidup rukun mewarnai kehidupan masyarakat di Indonesia.
Kekristenan pun, menurut Simarmata, tidak bertentangan dengan semangat kebangsaan itu sendiri. Seperti yang diajarkan Tuhan Yesus, yaitu; kasih, kesediaan berkorban untuk orang lain, anti kekerasan, rela mengampuni dan tidak dendam maka kerukunan akan terjamin. “Dalam keadaan yang berbeda itulah umat Kristen hadir sebagai pemersatu merajut kebersamaan,” ujar Simarmata.
Pada bagian lain, Pdt Simarmata mencontohkan, andaikan Indonesia ini adalah sebuah kapal besar, maka tidak ada penumpang gelap dalam kapal Indonesia. Tidak ada pula penumpang kelas satu dan kelas dua berdasarkan kelompok agama dan suku. Bangsa yang tidak menghargai kemajemukan akan pecah berkeping-keping seperti Kekaisaran Romawi dan Uni Soviet.
Dialog ini ditutup oleh yang mewakili Gubernur Sumatera Utara setelah sambutan dari Ketua FKUB Sumut Dr H Maratua Simanjuntak dan laporan panitia yang disampaikan Pdt Dr Elim Simamora.
Demikian disampaikan Pdt Willem TP Simarmata kepada Suara HKBP di Jakarta. bas

Ratusan Orang Tewas di AS

Tornado mengamuk sepanjang malam sejak Rabu hingga Kamis (28/4) di wilayah selatan AS, menghancurkan kota-kota, memutus aliran listrik ke salah satu reaktor nuklir dan menewaskan sedikitnya 189 warga. Tujuh negara bagian menyatakan keadaan darurat.
Bencana alam dahsyat ini merupakan bagian dari badai besar yang mengamuk di AS sejak Jumat pecan lalu. Badan pemantau cuaca AS, National Weather Service (NWS) mencatat lebih dari 300 angin puting beliung atau tornado telah terjadi sejak itu, dan 137 di antaranya terjadi sepanjang Rabu.
Negara Bagian Alabana, Arkansas, Kentucky, Mississippi, Missouri, Tennessee dan Oklahoma, menyatakan keadaan darurat . Presiden Barack Obama menyetujui permintaan Gubernur Alabama Robert Bentley untuk mengirimkan bantuan darurat federal.
Bentley juga mengaku telah memanggil sekitar 2000 tentara anggota Garda Nasional AS untuk membantu pertolongan. “Ini adalah peristiwa yang sangat serius dan mematikan dan ini belum usai,” kata Bentley.
Alabama adalah negara bagian yang terparah diamuk badai. Jenifer Ardis, juru bicara Bentley, menyatakan, sedikitnya 128 warga Alabama tewas. Lima belas korban tewas ditemukan di kota Tuscaloosa, salah satu titik terparah setelah dihajar dua badai.
Mississippi di negara bagian tetangga Alabama, 32 orang dilaporkan tewas. Sebelas korban tewas juga ditemukan di Arkansas, 11 di Georgia, masing-masing tiga korban di Missouri dan Tennessee, serta satu korban di Virginia.
Korban tewas diduga masih akan terus bertambah karena masih banyak warga yang terkubur reruntuhan rumah atau terjepit di dalam mobil yang tertimpa pohon dan tiang listrik. Hujan es batu sebesar bola golf merusak kaca-kaca jendela rumah, listrik mati total dan jalan tertutup banjir atau pohon tumbang.
Pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Browns Ferry di dekat Hunstville, Alabama, terpaksa menggunakan tujuh generator cadangan menjalankan sistem pendingin setelah aliran listrik dari luar terputus. Meski demikian, sistem darurat di tiga reaktor nuklirnya berjalan dengan baik.
Badai besar di AS ini terjadi karena perpaduan beberapa faktor yang sangat jarang terjadi. Musim dingin yang diwarnai badai salju besar, disusul dengan musim semi dengan curah hujan tinggi, membuat tanah di wilayah itu jenuh dan sungai-sungai meluap dengan cepat.
NWS memperingatkan, badai masih akan terjadi dan bisa menyebar ke 21 negara bagian dari wilayah Great Lakes di utara, Pantai Timur AS, hingga Teluk Meksiko di Selatan. bas/kps

Penyakit Angin Duduk

Apakah sebenarnya penyakit angin duduk itu? Bagaimana mencegahnya?

Disebut sebagai angin duduk karena orang yang mengalaminya dapat meninggal secara tiba-tiba. Mungkin pada saat duduk tiba-tiba orang tersebut meninggal. Angin duduk berhubungan dengan jantung. Karena tidak ada dalam istilah kedokteran, maka istilah yang mirip dengan yang dimaksud angin duduk adalah angina pectoris yang ditandai dengan rasa nyeri pada dada sebelah kiri.
Jantung terletak pada bagian dalam dada kiri Anda. Jantung yang kekurangan oksigen akan menyebabkan rasa nyeri, itulah sebabnya dada kiri Anda terasa nyeri. Rasa nyeri dan dada terasa seperti ditekan dapat berlangsung mulai dari lima menit sampai 30 menit. Rasa nyeri bisa menjalar sampai ke bahu dan lengan kiri Anda.
Jadi pada intinya, angin duduk atau angina merupakan penyakit jantung iskemik, yang disebabkan berkurangnya pasokan oksigen maupun aliran darah ke jantung.
Secara garis besar, rasa nyeri akibat kekurangan oksigen dapat terjadi karena dua penyebab. Yang pertama, karena adanya penyumbatan pada pembuluh darah di sekitar jantung yang membawa oksigen. Akibat dari penyempitan ini adalah kurangnya oksigen dari yang jumlah yang dibutuhkan.
Penyebab kedua, adanya aktivitas berat yang mengakibatkan terjadinya lonjakan oksigen yang lebih daripada biasanya. Aktivitas yang dapat menyebabkan lonjakan kebutuhan oksigen misalnya saat berolahraga, mendaki atau saat mengalami stres.

Gejala Angina
Rasa nyeri atau rasa ditekan di dada merupakan gejala yang paling dapat dirasakan ketika terkena angina. Angina dapat menjadi peringatan bagi setengah dari mereka yang menderita serangan jantung. Beberapa orang mengalami napas tersengal-sengal atau kelelahan dan perasaan lunglai sebagai gejalanya. Hal ini mengindikasikan bahwa jantung tidak mendapatkan cukup oksigen karena penyumbatan koroner.
Jika Anda sering mengalami hal tersebut, segeralah ke dokter untuk memeriksa jantung Anda. Meskipun demikian, setelah angina diberi perawatan, tidak ada jaminan bahwa serangan jantung dapat dicegah. Namun perawatan tersebut akan menurunkan risiko terjadinya serangan jantung dalam waktu dekat.

Menghindari Angina
Perhatikan juga angka sehat tubuh yang cukup penting untuk tubuh Anda. Misalnya, dengan menjaga:
1. Tekanan darah
Tekanan darah dapat menyebabkan serangan angina pectoris karena tekanan darah yang tinggi dapat membuat kebutuhan tubuh terhadap oksigen meningkat.
2. Kadar Gula
Tingkat kadar gula yang tinggi akan menghambat proses masuknya oksigen ke jantung.
3. Kolesterol
Tingkat kolesterol harus dipantau karena penyumbat yang umum ditemukan pada pembuluh darah adalah lemak atau plak kolesterol.

Melakukan pemeriksaan darah yang sederhana sering kali mengindikasikan bahaya yang menanti lama sebelum seseorang mengalami gejala yang terlibat seprti angina. Maka, penting untuk memeriksa tingkat kolesterol darah, kadar gula darah dan juga tekanan darah Anda. Menjaga agar hal tersebut dalam batas yang normal menjadi hal yang penting menghindari angin duduk.

Mengatasi Angina
Seseorang yang merasakan rasa nyeri pada dada, sebaiknya segera memperbaiki pola hiudp dan memeriksakan ke dokter. Jika kondisinya dibiarkan tanpa perawatan, kemungkinan besar hal itu akan memicu serangan jantung yang sangat fatal.
Selain itu, pola hidup tidak sehat menjadi hal yang umum yang menjadi penyebab angina dan taraf yang lebih parah yaitu serangan jantung. Kebiasaan merokok, tidak pernah berolahraga, makan dengan kadar kolesterol tinggi, obesitas atau stres dapat menjadi pemicunya.
Angina merupakan indikasi bahwa ada yang tidak beres pada jantung Anda karena jika tidak dilakukan perubahan mungkin dapat menyebabkan serangan jantung yang dapat merengut nyawa. Segeralah ubah pola hidup menjalankan pola hidup yang sehat. Jangan lupa berolahraga secara teratur dan jika Anda pernah terkena serangan angina duduk atau pernah memiliki penyakit jantung sebaiknya pilih olahraga yang jangan terlalu berat. bas/info obat