Pendeta HKBP Kuasai Lapangan Bola Gelora Bung Karno
Semua mata tertuju ke lapangan bola di Stadion Utama Gelora Bung Karno, menyaksikan ratusan pendeta yang berbaris di lapangan. Para pendeta ini mendapat perhatian puluhan ribu umat HKBP yang berkumpul di Stadion Utama Gelora Bung Karno, saat merayakan Jubileum 150 Tahun HKBP. Peristiwa langka ini tidak disia-siakan sejumlah warga jemaat sambil mengabadikannya dengan camera dan handphone.
Hari itu benar-benar Lapangan Bola Gelora Bung Karno “dikuasai” para pendeta HKBP. Baru ini yang pertama kali terjadi setelah HKBP berusia 150 tahun, ratusan pendeta HKBP dari berbagai penjuru Nusantara turun ke lapangan hijau. Seluruh lapangan mereka “kuasai” dengan berbaris rapi di sisi lapangan bola sambil menghadap ke arah tribun.
Ketika para pendeta melewati lapangan hendak menuju tempat yang sudah ditentukan panitia di samping kiri dan kanan panggung utama, ada pendeta yang jatuh, lantaran jubahnya terinjak. Suara “wuuh” terdengar menyambut pendeta yang jatuh.
Ada juga pendeta menyempatkan diri berdiri persis di kotak pinalti. Melihat “gaya” pendeta yang satu ini, para hadirin yang berada di stadion tertawa geli. Pokoknya sore itu “lapangan hijau” Senayan seperti “milik” para pendeta HKBP.
Rasa kagum dan bangga tertangkap dari kesaksian warga jemaat yang hadir dalam perayaan jubileum ini. “Luar biasa, ruas HKBP kompak. Tak kusangka bisa berkumpul sebanyak itu warga HKBP di Senayan,” kata L Simanjuntak warga HKBP dari Cengkareng.
“Aku sampai merinding sewaktu bernyanyi saat kebaktian, seperti di surga rasanya. Suara jemaat bergemuruh di dalam stadion,” kata Helentina Simangunsong warga HKBP Cengkareng.
Sayang setelah usai kebaktian, pengeras suara tidak jelas kedengaran hampir di semua sektor. Tidak jelas apa yang disampaikan pembicara. Warga jemaat yang ada di tribun mulai tidak betah duduk berlama-lama. Mereka keluar dari tribun, duduk-duduk di luar sambil minum kopi. “Ai aha do didok amantai, ndang tarbege,” ujar salah satu jemaat yang duduk di sektor 8 dengan suara keras sehingga mengundang perhatian orang yang ada di sekitarnya.
Hampir semua sambutan dan termasuk pidato Presiden SBY tidak kedengaran dengan jelas. Rasa kecewa terlihat di wajah warga. “Acaranya terlalu fokus menyambut rombongan Presiden SBY. Unsur perayaan jadi kurang diperhatikan. Tapi tetap salut dan hormat kepada panitia jubileum bisa mengumpulkan warga HKBP sebanyak itu, “ kata St Nalom Sitorus dari Tanjung Priok.
Memang luar biasa perayaan jubileum di Stadion Gelora Bung Karno. Semua tempat duduk di tribun terisi dan penuh sesak manusia. Mereka ada yang hadir pukul 09.00 meskipun acara baru dimulai pukul 14.00. Satu per satu memasuki pintu stadion dengan tertib sesuai dengan tempat duduk yang tercantum di tanda pengenal yang sudah dibagikan panitia jauh hari di gereja masing-masing.
Yel-yel “Jubileum 150 Tahun HKBP”yang disampaikan Ephorus Pdt Bonar Napitupulu disambut jemaat dengan Horas, Horas, Horas. Suara tepuk tangan menggelegar di dalam stadion.
Di ujung acara digelar tortor konfigurasi yang didukung seribu remaja/naposobulung HKBP. Mereka membentuk berbagai format seperti; salib, Horas HKBP, jubileum 150. Cukup indah dan menawan. Menyaksikan pagelaran ini rasa kecewa warga sedikit terobati. Bahkan setiap ganti format, hadirin di stadion kembali menyambut dengan tepuk tangan yang bekepanjangan.
Yang luar biasa lagi, bis rombongan diparkir sampai ke ujung jembatan Slipi. Juga di seberang jalan berderet bis parkir di pinggir jalan. Bahkan semua jalan yang mengelilingi Senayan berderet bis rombongan diparkir di pinggir jalan. Hampir tidak ada jalan yang kosong, semua terisi dengan bis. “Ini baru pertama kali parkir mobil sampai ke Slipi,” kata Karno (38) penjaga parkir di Senayan.
Usai perayaan jubileum hujan turun mengguyur Senayan. Warga jemaat kocar-kacir mencari bis masing-masing yang tempat parkirnya tidak jelas berada di mana. “Baru pukul 24.00 rombongan kami sampai Depok,” kata Gultom yang membawa dua anaknya ke Senayan sambil ia menambahkan puas dan senang bisa menyaksikan perayan Jubileum 150 Tahun HKBP. bas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar