Senin, 28 Maret 2011

Asal Bukan Allah

Adalah Pdt Steven Djie STh (42 tahun) Ketua Sinode Gereja Kristen Holistik paling gusar hatinya gara-gara nama Yahweh dalam Alkitab diterjemahkan menjadi Allah. Dia pun berang, Tuhan tidak pernah menyuruh namaNya diganti, Yahweh adalah nama Tuhan kita sepanjang zaman, bukan Allah? Pdt Steven Djie pun bergerilya menghimpun dukungan agar nama Allah lekas “ditipeks” dari kitab suci umat Kristen dan diganti dengan Yahweh. Ternyata sudah tiga sinode yang blak-blakan menolak Yahweh diterjemahkan dengan Allah. Mereka adalah kelompok “Asal Bukan Allah” (ABA) Gerakan “ABA” ini bermula dari keluh-kesah Pdt Suradi tentang sebutan Allah yang dianggapnya najis, lalu ditanggapi Peter Wagner dan Pdt Everthat G Awuy, dari GPDI. Alasan mereka, menghapus nama Allah itu bukan sekedar fanatisme nama, tetapi faktor pengalaman getir pun ikut memicu, bahkan secara biblikal pun mereka siap diadu. Soalnya, gelombang penganiayaan yang menimpa umat Kristen di Indonesia yang berujung pada pembantaian antara Islam dan Kristen dijadikan fakta pendukung bahwa Allah umat Islam berbeda dengan sesembahan Tuhan umat Kristen. Itulah salah satu alasan mereka untuk membabat habis nama Allah dalam Alkitab. Menurut Steven Djie, “Allah” itu nama Tuhannya umat Islam, bukan sekedar sebutan. Itulah sebabnya, umat Islam tidak pernah menterjemahkan Allah dengan God atau Lord. Islam lebih memilih nama Allah sebagai sesembahan mereka. Selain penganiayaan atas nama Allah, mereka juga menemukan kekeliruan yang amat fatal, setelah mengutak-atik asal-muasal nama Allah, ternyata nama Allah adalah nama dewa. Tentang Allah sebagai nama dewa yang mengairi bumi, sudah pernah beredar leafleft (brosur) 1999 oleh Iman Taqwa Kepada Shiraathal Mustaqim (penulis pernah mendapatnya sekali) bertajuk “Siapakah yang Bernama Allah itu.” Disebutkan, nama “Allah” yang digunakan dalam Alkitab terjemahan bahasa Indonesia oleh Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) adalah nama dewa bangsa Arab yang tidak layak digunakan umat Krsiten. Karena itu, nama “Allah” itu harus dicomot dan diganti dengan nama “Elohim” sebab, Allah yang disembah orang Arab bukan Eloim yang disembah orang Yahudi dan Nasrani.” Tidak puas sampai di situ, kelompok “ABA” ini juga menerbitkan “Kitab Suci 2000” diterbitkan oleh Bet Yesua Hamasiah. Dalam “KS 2000” versi “ABA” ini nama Allah diganti menjadi Eloim, tanpa “h.” Ada lagi “Kitab Suci Umat Perjanjian Tuhan” dikeluarkan oleh Jaringan Greja-gereja Pengagung Nama Yahweh. Anehnya, mereka justru membajak Alkitab terbitan LAI dan menyingkirkan nama Allah, lalu mengantinya dengan nama Elohim atau Tuhan. Termasuk judul-judul perikop pun dihilangkan dan beberapa nama diganti dengan bahasa Ibrani, terutama nama “Allah” diganti dengan Eloim, nama TUHAN (PL) diganti dengan Yahweh sebagai nama “Tuhan” dalam Perjanjian Baru (PB) diganti dengan Yahweh dan “Yesus Kristus” diganti Yesus Hamasiah. Paling aneh lagi versi “Kitab Suci 2000” ini, nama Yahweh ditulis dalam Perjanjian Baru menggantikan nama Allah. Padahal semua tau, teks asli Perjanjian Baru mempergunakan bahasa Yunani, bukan Ibrani. Dr Daud H Soesilo, seperti dikutip Herlianto, mengemukakan, “Dalam terjemahan bahasa Melayu dan Indonesia, kata “Allah” sudah digunakan terus menerus sejak terbitan Injil Matius dalam bahasa Melayu yang pertama (terjemahan Albert Corneliz Ruyl, 1629) Begitu juga dalam Alkitab Melayu yang pertama (terjemahan Melchior Leijdekker, 1733) dan Alkitab Melayu yang kedua (terjemahan Hillebrandus Cornelius Klinkert, 1879) sampai saat ini. Di Indonesia… telah dikerjakan terjemahan Alkitab dalam bahasa Indonesia modern, yang lazimnya dikenal sebagai Alkitab Terjemahan Baru (TB) yang pertama kali terbit 1974. Proyek penerjemahan Alkitab TB telah dimulai 1952 dan berkahir 1970 dan dikerjakan bersama oleh ahli-ahli biblika dan bahasa, baik orang asing maupun orang Indonesia. Sejak pertengahan 1970-an, LAI menyelenggarakan berbagai proyek penerjemahan Alkitab dalam bahasa Indonesia dan bahasa-bahasa daerah. Yang pertama diterbitkan ialah Perjanjian Baru bahasa Indonesia Sehari-hari, disusul dengan penerbitan Alkitab lengkap dalam bahasa-bahasa daerah sehari-hari.” Ketika brosur “Siapakah Yang Bernama Allah itu” beredar ke mana-mana, pihak LAI pun kala itu segera mengirim surat edaran kepada gereja-gereja dan lembaga-lembaga Kristen, agar cermat menaggapi dan tidak terpengaruh dengan isi traktak tersebut. Sebelum heboh tentang nama Allah, sudah pernah ada yang membahas nama Allah dalam buku “Who is this ALLAH” karya GJO Moshay, cetakan kedua 1995, kendatipun beredar tersembunyi dan dalam lembaran pertama ditulis “Eksklusif untuk kalangan sendiri sebagai studi perbandingan agama.” Isinya nyaris sama, merpertanyakan nama “Allah” yang oleh penulisnya meragukannya sebagai Tuhan sesembahan umat Kristen. Sama halnya dengan buku “Islamic Invasion Confronting the World’s Fastest Growing Religion” karangan Robert Morey, pakar teologi dan apologetika. Buku ini juga menyoal siapakah yang bernama Allah itu? Kenapa tidak ada ampun terhadap nama Allah sehingga harus dijungkirkan dari Alkitab terbitan LAI itu? Siapakah yang bernama Allah itu sebenarnya? Buku yang ditulis Pdt Herlianto MTh “Siapakah Yang Bernama Allah Itu? sangat membantu memberi jawaban. Dipaparkan dalam buku yang diterbitkan BPK ini, beberapa nama Tuhan yang ditulis dalam Alkitab. Nama Tuhan yang pertama disebutkan Alkitab adalah Elohim (Kejadian 1: 1) Padananya El dan Eloah, El (Ia) merupakan nama diri Tuhan dalam bentuk tunggal, tapi bisa juga dipakai saat menyebut Tuhan. Sedangkan Elohim merupakan bentuk jamak dan kadangkala digunakan sebagai nama diri, namun pada umumnya sebagai sebutan untuk Tuhan. Eloah, bentuk tunggal dari Elohim. Nama inilah menurut Herlianto pada mulanya digunakan dalam Kejadian 31: 13. “Akulah Allah (El) yang di Betel (rumah El) itu. “Allah (Elohim) Israel ialah Allah (El) Kejadian 33: 20. Sebutan El, semula dikenal sebagai Allah di atas allah (The Supreme God) atau Allah Maha Tinggi (The Most High God) dan dalam Alkitab Ibrani (PL) digunakan untuk menyebut Allah Israel. El sebagai nama diri disejajarkan dengan nama Yahweh (Kej. 28: 16-19) Dalam sajak Bileam disebut bahwa El tidak lain adalah Yahweh yang membawa umat Israel keluar dari Mesir (Bilangan 23:8, 19, 22-23, 24: 4, 8, 16, 23) Nama El pada tempat lain disebut lagi sejajar dengan Yahweh (Mazmur 85: 8-9, Yesaya 42: 5) dan acap kali dijadikan padanan katanya. Nama El ini tidak sekedar menyebut kata generik sebagai nama diri Allah tertinggi, tetapi dengan gabungan kata lain juga menunjuk nama diri yang nyata (defenitif) seperti El Shaday (Allah Yang Mahakuasa, Kej. 17: 1) El Bethel (Allah Yang di Bethel, Kej. 31: 13) El Roi (Allah Yang Mahamelihat, Kej. 16: 13) dan El Elohe Yisrael (El, Allahnya Israel, Kej. 33: 20) Sedangkan nama Yahweh adalah nama diri yang sebenarnya terdiri dari empat huruf konsonan “YHWH” (atau YHVH) yang disebut Tetragrammaton dan dalam Alkitab bahasa Indonesia (LAI) Perjanjian Lama diterjemahkan sebagai “TUHAN” (semua huruf besar) Dalam tradisi naskah Pentateuch diketahui bahwa nama ini baru dikenal Musa sebagai TUHAN Allah yang membawa umat Israel keluar dari Mesir. Menurut Herlianto, nama “Allah” sudah lama dipakai di kalangan Kristen Arab-Aram. Yesus tidak menggunakan bahasa Ibrani, melainkan Aram dan di atas kayu salip Ia memanggil Bapa dengan nama El/Eloi. Orang Arab pengikut Yesus, penggunaan nama Allah sudah terjadi sejak awal kekristenan. Bahkan pada Konsili Efesus (431) uskup yang memimpin wilayah suku Arab Harits adalah Abd Allah. Begitu juga inskripsi (tulisan kuno) Zabad (512) diawali dengan Bism al-Ilah (dengan nama Allah) lengkap dengan tanda salip diikuti nama-nama Krsiten. Termasuk inskripsi Umm al-Jimmal (abad 6) mencantumkan kata Allahu ghafran (Allah yang mengampuni). Inilah sebagai bukti, nama Allah sudah ada dan telah dipakai oleh umat Kristen jauh sebelum Islam lahir. “Kalau ada kelompok yang mengklaim bahwa Allah hanya merupakan nama sesembahan umat Islam, itulah pertanda ketidakmengertian mereka atas sejarah nama Tuhan,” kata Herlianto. Agaknya, perlu juga disimak yang tertulis dalam Matius 7: 22-23 ini. “Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi namaMu, dan mengusir setan demi namaMu juga ? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyalah dari padaKu, kamu sekalian pembuat kejahatan!”

2 komentar:

Unknown mengatakan...

VI) Penggenapan Nubuatan melupakan NAMA BAPA YAHWEH (Yer.23:25-27) ,
sedang berakhir.
Sekarang ini adalah penggenapan Nubuatan Zef.3:9 (memanggil kembali
NAMA YAHWEH oleh bangsa2) , karena bangsa Yahudi tidak mau lagi
memanggilNYA.
Sebagai umat Kristen , kita harus percaya dengan Nubuatan ini.
Percayakah anda dengan Nubuatan ini ???

VII) Dalam Yoh.19:19-20 dikatakan bahwa di atas kayu salib tertulis 3 bahasa, yaitu:
1> Bahasa Ibrani :
Yeshua Hanatsri Wemelekh Hayehudim = (YHWH).

2> Bahasa Latin :
Ieusus Nazarenum Rex Ieudeum = (INRI).

3> Bahasa Yunani :
Iesous Nazoraios Basileus ton Ioudaion = (INBI).

VIII) Maukah TUHAN YAHWEH dipanggil dengan sebutan ALLAH ?
Jawab : Tidak mau (Kel.23:13 , Yes.52:6 , Mal.2:2) , karena ALLAH adalah
Nama pribadi tuhan bangsa lain / agama lain.

IX) Jadi TUHAN YAHWEH boleh dipanggil dengan sebutan apa ?
Jawab : Nama umum / gelar / sebutan (generic name) bahasa bangsa2, mis :
Elohim = Theos = God = Ilah = Thien = Dewa(India) = Gusti =
Sesembahan = Debata = Tetemanis = dll atau
Adonai = Kurios = Lord = Rabb = Sangti = Tuhan = dll.

X) LAI menterjemahkan :
YAHWEH = TUHAN (lihat Kamus Alkitab terbitan LAI di halaman belakang).
YAHWEH Elohim = TUHAN Allah (Kej.2:4).
Adonai YAHWEH = Tuhan ALLAH (Kej.15:2).
YAHWEH = Allah (Mat.4:4).
YAHWEH = Tuhan (Kis.2:21).

Sebab itu , LAI melakukan 2 pelanggaran :
1> Melanggar Firman TUHAN (Kel.23:13- Tuhan berfirman ber-awas2 ,jangan
panggil nama tuhan/ilah lain , jangan nama itu kedengaran dari mulutmu).
Sanksinya :
Jika anda tidak melakukan kehendak BAPA ini (Kel.23:13), maka Tuhan
Yeshua tidak akan mengenal anda (Mat.7:21-23) dan mendapat kemarahan
Dari BAPA YAHWEH (Mal.2:2).

2> Melanggar aturan penterjemahan , karena NAMA PRIBADI tidak bisa diganti
atau diterjemahkan , tapi dapat disesuaikan dengan logat bangsa2
(YAHWAH atau YAHOWAH atau YAHUWAH atau YEHOVAH atau
dan lain2).
Contoh :
Maukah anda dipanggil atau disebut dengan nama orang lain ,
misalnya : Abunawas ?
Pasti anda tidak mau , apalagi BAPA sudah memesannya dengan
ber-awas2 (Kel.23:13).

Denis Desmanto mengatakan...

Shalom saudara seiman dalam Kristus dimana pun berada. Mari kita sama-sama belajar tentang Shema Yisrael yang pernah diucapkan oleh Yeshua ( nama Ibrani Yesus tertulis ישוע ) seperti yang dapat kita temukan dalam Markus 12 : 29 dan Ulangan/ דברים/ Devarim 6 : 4 sebagai berikut :

Huruf Ibrani, " שמע ישראל יהוה אלהינו יהוה אחד "

Pengucapannya dengan mengikuti aturan tata bahasa Ibrani, " Shema Yisrael YHWH ( Adonai ) Eloheinu YHWH ( Adonai ) ekhad "

Orang Yahudi pada jaman Yeshua hingga sekarang terus memegang teguh prinsip keesaan Tuhan YHWH ( Adonai ) yang tersirat dalam kalimat Shema. Pada akhir pengucapan diikuti juga dengan kalimat berkat sebagai berikut :

" ברוך שם כבוד מלכותו לעולם ועד " ( Barukh Shem, kevod malkuto le'olam va'ed, artinya diberkatilah nama yang mulia kerajaanNya untuk selamanya dan kekal )
🕎✡️🐟🤚🏻👁️📜🕯️🕍🤴🏻👑🗝️🛡️🗡️🏹⚖️⚓🗺️✝️🌫️☀️🌒⚡🌈🌌🔥💧🌊🌬️❄️🌱🌾🍇🍎🍏🌹🥛🍯🥖🍷🐏🐑🐐🐂🐎🦌🐪🐫🦁🦅🕊️🐍₪🇮🇱