Minggu, 27 Maret 2011

Umat Kristen Hengkang dari Irak

Ketua Lembaga HAM Hammurabi Willam Warda mengatakan, aksi kekerasan di Irak yang tak kunjung berakhir sejak 2003 memaksa umat Kristen hengkang dari daerah itu. Lembaga HAM Hammurabi mengungkapkan, jumlah warga Kristen Irak yang hengkang 2009 sebanyak 10 keluarga setipa hari. Dalam dua bulan terkahir ini meningkat menjadi 20 keluarga setiap hari. Peristiwa yang menimpa umat Kristen di daerah ini, beberapa keluarga Kristen Irak melakukan doa bersama di Gereja Ortodoks, Amman, Jordania. Mereka di Jordania untuk mendapatkan visa ke Amerika Serikat, Kanada, Eropa atau Australia. Di antara sejumlah keluarga itu, terdapat sepasang suami istri, yaitu Suzane Jiliani dan suaminya Hani Daniel, beserta putra mereka berusia satu tahun. Mereka lari ke Amman menyusul serangan ke gereja Katolik di kota Bagdad, beberapa bulan lalu. Jiliani dan Hani Daniel kini ditampung di sebuah flat yang difasilitasi gereja. Mereka berharap segera bisa bergabung dengan keluarga yang terlibih dahulu berdomisili di Amerika Serikat. Menurut lembaga hak asasi manusia (HAM) Hammurabi di Baghdad, seperti dikutip harian berbahasa Arab Asharq Al-Awsat, jumlah kaum Kristen di Iran menurun 60 persen dari jumlah sebelum 2003, yang waktu itu mencapai 1, 3 juta jiwa. Arus hijrah umat Kristen Irak terbesar terjadi antara 2006 dan 2008. Pada Oktober 2008, lebih dari 10.000 umat Kristen di kota Mosul, Irak utara, hijrah ke Suriah, Jordania, Mesir, Lebanon dan sejumlah negera Barat. Arus hijrah umat Kristen dalam jumlah besar dari kota Mosul terjadi lagi sebelum pemilu legislatif Maret 2010. Ada sekitar 4.000 umat Kristen hijrah dari kota Mosul ke lembah-lembah terpencil di luar kota Mosul di Provinsi Ninawa sebelum pemilu legislatif Maret 2010. William Warda mengungkapkan, kaum Kristen di Irak selama tujuh tahun terakhir ini menjadi sasaran pembunuhan, penyanderaan dan pelecehan. Rumah-rumah mereka di Baghdad, Mosul dan Kirkuk menjadi sasaran serangan bersenjata. Berdasarkan laporan lembaga HAM tersebut, jumlah warga Kristen yang tewas pada 2010 sebanyak 71 orang, 2009 sebanyak 29 orang, 2007 sebanyak 153 orang dan pada 2004 sebanyak 221 orang. Tragedi yang menimpa kaum Krsiten Irak ini, menggugah Presiden Irak Jalal Talabani. Presiden yang berasal dari Kurdistan, dalam wawancara dengan harian berbahasa Arab Al Hayat mengimbau umat Kristen Irak hijrah sementara ke wilayah Kurdistan di Irak utara jika merasa tidak aman di Baghdad. Menurut situs Aljazeera, kini lebih dari 120.000 warga Kristen Irak berlindung di wilayah Kurdistan. Pemerintah local Kurdistan memberikan banytuan sebanyak 300 dolar AS per bulan kepada setipa keluarga Krsiten yang berlindung di wilayah Kurdistan. Pengamat politik Irak, Mahmud Abdul Sattar, mengatakan, kehidupan di Irak pascatahun 2003 sudah anarki. Semua sekte, agama dan mazhab menjadi sasaran serangan tanpa pandang bulu. Ia menegaskan, tidak hanya Krsiten yang menjadi sasaran serangan, tetapi sesama kaum Sunni atau Syiah saling menyerang. bas/dari berbagai sumber.

Tidak ada komentar: