Senin, 04 April 2011
NELSON MANDELA: PEMAAF DARI AFRIKA SELATAN
Pada usianya yang ke-90 tahun Nelson Mandela kembali menjadi pembicaraan yang riuh di seluruh Afrika Selatan. Bahkan radio lokal ikut heboh menyiarkan kembali biografi Mandela “ Long Walk to Freedom” (Perjalanan Panjang Kebebasan) Maklum, Nelson Mandela bukan sembarang tokoh kulit hitam, tapi ia adalah sosok santun dan pengampun dari Afrika. Mengampuni lawan adalah ciri Nelson Mandela yang mencuat dari iman yang diyakininya. Bayangkan, 27 tahun Mandela dalam tahanan rezim pemerintah apartheid kulit putih Afrika Selatan. Waktu yang cukup lama, tapi Nelson seakan sadar, memperjuangkan kebebasan bukanlah tanpa resiko. Bertahun-tahun di balik jeraji besi justru membuat Mandela makin kokoh dalam pendirian, suata saat Afrika akan mengerti apa yang diperjuangkan seorang Nelson Mandela. Dia bukan tipe manusia pendedam. Musuh, penguasa kulit putih yang memenjarakannya dimaafkan dengan hati yang tulus. Setidaknya sifat pengampun presiden kulit hitam pertama Afrika Selatan ini, punya andil merajut suatu masyarakat multirasial, demokratis, damai dan kuat di Afrika hingga berhasil menjungkirbalikan rezim apartheid. Ia begitu dikagumi, dicintai, dihormati dan didengar sebagai pemimpin. Ia dilantik 10 Mei 1994 sebagai presiden kulit hitam pertama Afrika Selatan. Dalam biografi Long Walk to Freedom banyak pelajaran ditorehkan Mandela yang pantas diteladi pemimpin masa kini. Beberapa contoh kata bijak yang sangat popular dalam perjalanan Mandela adalah; Keberanian bukannya ketiadaan rasa takut, tetapi mengilhami orang-orang lain bergerak melewati (rasa takut) itu. “Tentu saja saya takut,” katanya kepada Stegel di kemudian hari. Tetapi seorang pemimpin menurut Nelson tidak bisa memperlihtakan rasa takut itu, dia mengispirasi orang-orang lain. Menurut Cyril Ramaphosa yang pernah menjadi Sekjen African National Congress, partai Mandela, Nelson Mandela bukanlah jenis pemimpin “permen karet” yang habis manis sepah dibuang. “Pimpin dari belakang dan biarkan orang-orang lain percaya mereka berada di depan,” kata Mandela dalam biografi itu. Dalam sejarah Afrika, hanya sedikit pemimpin terpilih secara demokratis yang mau mundur dari jabatan. Lain halnya dengan Mandela, bertekad memberi contoh yang akan diikuti pemimpin selanjutnya. Dia adalah kebalikan dari Mugabe, dengan menjadi orang yang membawa kelahiran negaranya dan menolak menyanderanya. Nelson hanya bersedia memegang satu kali masa jabatan. “Tugasnya adalah menetapkan arah, bukan mengemudikan kapalnya,” kata Ramaphosa. Konon, kunci mengerti Mandela adalah 27 tahun masanya dipenjara. Ketika masuk ke Pulau Robben, 1962, dia adalah seorang pria emosional, keras kepala dan gampang tersinggung. Ketika keluar dari penjara, dia muncul sebagai lelaki yang imbang dan berdisiplin. Mandela merayakan ulang tahun ke-90 ini secara pribadi dengan keluarga di Qunu, desa masa kecilnya, 1000 kilometer selatan Johannesburg. Di tempat ini, Nelson membangun sebuah replika dari rumah, di mana dia ditahan sebentar, setelah dipindahkan dari pejara Pulau Robben. Dalam wancara dengan CNN menyambut ulang tahun Mandela, sang istri mengatakan,satu-satunya penyesalan yang dimiliki Mandela adalah tidak sempat memberi masukan bagi perkembangan anak-anak karena dia di bui semasa anak-anaknya tumbuh besar. (baharuddin s/dirangkum dari berbagai sumber)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar