Senin, 04 April 2011

St Ir Usman Silitonga: Modal Kepercayaan

Sejak kecil ayahnya sudah menanamkan pola hidup jujur. Dari sikap jujur itulah banyak hal ditemukannya. Bahkan membuatnya dipercaya orang lain dan itulah kemudian menjadi modal hidupnya. “Semua hanya modal kepercayaan,” ujar Ir Usman Silitonga mengomentari konsep yang diterapkan dalam perusahaan yang dikelolanya. Lahir 11 Oktober 1961 di Kisaran. Lulus dari Teknik Elektro, Universitas Dharma Agung, Medan 1986. Kemudian Usman mengadu nasib ke Jakarta, 1994. Modal tekad, jujur serta tak gampang menyerah itulah modalnya mencari pekerjaan di Jakarta. Setelah sempat kerja di perusahaan asing, akhirnya diterima bekerja di PT Saka Jagad Pratama yang bergerak di bidang kontraktor. Selama 14 tahun Usaman dipercaya menduduki jabatan general manager (GM) di perusahaan ini. Perusahaan yang baru berdiri ini perlahan mencapai kemajauan berkat modal kepercayaan dan kerja keras yang diterapkan Usman Silitonga. Bahkan dia menjadi orang paling dipercaya diperusaahan itu dengan latar belakang pendidikan sebagai insinyur. Mulai dari administrasi, keunangan serta bagian teknik di lapangan dipercayakan kepada Usman. Bekal pengalaman selama 14 sebagai kontraktor, Usman mendirikan perusahaan di kawasan Citra Busines Park, Kalideres. PT Panca Rodearni Solusi (Mechanical & Electrical Contractor) Di perusahaan ini ia menjabat direktur utama. Nama putrinya “Rodearni” yang saat ini sedang kuliah di Fakultas Teknik Elektro, Universitas Diponegero, Semarang, sengaja diabadikan sebagai nama PT Panca Rodearni Solusi. Dia mengharapkan putrinya Rodearni dapat meneruskan perusahaan ini di kemudian hari. Meskipun baru berusia setahun, perusahaan yang menangani pemasangan kabel ini sudah mengerjakan pemasangan kabel di Serpong, Bogor, Cinere, Cikupa, Bintaro dan Bandara, Tangerang. PT Panca Roedearni Solusi didukung 15 tenaga tetap dan puluhan tenaga lapangan. Apa yang dicapai perusahaan ini tidak lepas dari modal kepercayaan yang selalu dijaga dengan baik. Sebagai direktur utama ia benar-benar memperhatikan image perusahaan yang dikelolanya. Ia memberi contoh, hampir semua perusahaan punya hutang. Masalahnya apakah konsisten mengembalikan sesuai perjanjian? Banyak usaha bangkrut karena tidak mampu mengembalikan pinjaman dengan tepat waktu. Dampaknya, perusahaan itu tidak dapat dipercaya.”Kalau orang sudah terlanjur tidak percaya, selanjutnya akan sulit memulihkan nama baik,” katanya. Selain modal kepercayaan Usman juga sangat jeli melihat peluang yang ada. Peluang atau kesempatan ada setiap saat, tapi karena kurang diperhatikan dan dimanfaatkan dengan baik, peluang itu begitu saja berlalu. Bagi Usman Silitonga, kesempatan adalah anugerah (pasupasu) dari Tuhan. Setiap hari Tuhan memberikan kesempatan kepada manusia agar hidupnya lebih baik dari sebelumnya. Suatu ketika ia pernah mengatakan, tak selamanya sikap jujur dalam berbisnis menuai rugi. Karena itu tidak musti “bermain” curang dalam berbisnis baru bisa meraup untung? Kalimat yang sangat filosofis ini menjadi landasan yang kukuh bagi Usman setiap berhadapan dengan bidang komersial perusahaan yang dikelolanya. Tapi, bukan berarti semuanya berjalan mulus. Sebagai kontraktor dan sekaligus sintua, sering diperhadapkan dengan dua sisi yang sangat bertentangan. Ia mengakui kerap bergumul dalam batinnya. Sebagai kontraktor yang berhadapan dengan banyak orang serta keinginan yang berbeda-beda menjadi tantangan yang sangat berat baginya. Namun, ia bersyukur sebagai partohonan (sintua) ini menjadi alat pengontrol baginya. Dia pun berupaya membuat batas-batas wilayah yang dianggapnya bertentangan dengan batinnya. “Saya sering bergumul kalau sudah di lapangan,” ucapnya. Bagi Usman Silitonga, marhuria (kehidupan gereja) adalah bagian yang tak terpisahkan dari hidupnya. Ayahnya (alm) St Kamaruddin Silitonga adalah sosok yang dikaguminya yang sejak kecil mendidiknya agar dekat kepada Tuhan dan gereja. Ayahnya adalah guru huria (voornganger) di HKBP Rambong Merah, Resort Tanjung Balai, Asahan. Tak heran sejak Sekolah Minggu Usman sudah aktif di gereja. Ia menceritakan, ikut membangun gereja dengan menyisihkan jajannya Rp 20.000 untuk membeli batu bata (1970) “Kami adalah kelurga yang dididik di lingkungan gereja. Orang tua kami mengajarkan agar jangan setengah hati terhadap ualon huria. “Berikanlah yang terbaik terhadap Tuhan dan gereja,” ujar Usman menirukan ucapan ayahnya. Bahkan sewaktu mahasiswa di Medan sudah aktif di NHKBP dan sempat Sekretaris Umum NHKBP Medan. Ada kenangan menarik yang selalu dikenang Usman, ketika ada kegiatan NHKBP, mereka kekurangan dana, terpaksa Usman menanggulanginya dengan uang kuliahnya asalkan kegiatan itu bisa diselenggarakan. Ayahnya meninggal ketika Usman kuliah di Medan. Abangnya Jansen Silitonga kuliah di STT HKBP Pematangsiantar dan adiknya Jasmen Silitonga kuliah di UGM Yogyakarta. Dia terpukul dan sedih membayangkan masa depan kuliah mereka. Tinggallah ibunya Tianggur Pasaribu (84 tahun) namabalu seorang diri berjuang mengurus dan menyekolahkan mereka. Namun tidak disangka, hidup jujur dan bergaul yang selalu ditanamkan St Kamaruddin Silitonga semasa hidupnya rupanya menjadi “jamita na mangolu.” Bahkan inilah memberikan semangat bagi ibu Usman menghidupi keluarga dan anak-anaknya yang sedang kuliah. “Ibu saya tidak pernah ditolak tetangga kalau kami ada keperluan uang. Inilah kebaikan Tuhan terhadap keluarga kami,” katanya sambil menambahkan adiknya bisa selesai kuliah dari Fakultas Kedokteran UGM, dr Jasmen Silitonga dan sekarang Direktur RSU Bengkulu. Abangnya (alm) Pdt Jansen Silitonga STh, selasai kuliah dari STT HKBP (meninggal saat bertugas di HKBP Yogyakarta) Usman sendiri kuliah di Dharma Agung, Medan Saat ini, St Usman Silitonga menjabat uluan huria HKBP Dadap, Resort Cengkareng. Punya kerinduan membangun gereja HKBP Dadap, semasa dia menjabat uluan huria. Meskipun waktunya banyak tersita mengurus perusahaannya, tapi tetap meluangkan waktu untuk pelayanan gereja. Bukan hanya pelayanan gereja yang diutamakannya. Tapi juga sangat peduli terhadap keluarga. Dia membuka usaha cucian motor di Rajeg dan Salembaran Tangerang. Pengisian ulang air mineral di Dadap dan Kelapa Sawit di Pekan Baru“Yang bekerja di tempat ini adalah keluarga dekat,” ujarnya. Usman Silitonga menikah dengan Masni Manihuruk dikarunia tiga anak. Christin Silitonga, kuliah (arsitek) di Universitas Tarumanegara, Jakarta. Melfa Rodearin Silitonga, kuliah (elektro) di Universitas Diponegoro dan Helmy Willson Silitonga (SMA) Jakarta. bas

Tidak ada komentar: