Senin, 04 April 2011

PAUS BENEDIKTUS DAN GEORGE W BUSH

Kurang lebih 9000 orang memadati halaman Gedung Putih, saat Presiden AS Bush menggelar upacara penyambutan secara resmi kedatangan Paus Benediktus untuk pertama kalinya ke AS, pertengahan April lalu. Secara spontan massa menyanyikan lagu “Selamat Ulang Tahun” untuk paus yang hari itu berulangtahun ke-81. Upacara peyambutan ini merupakan salah satu terbesar yang pernah diselenggarakan di Gedung Putih. Bus juga akan menyelenggarakan jamuan makan malam di Gedung Putih untuk menyambut hari ulang tahun Paus Benekditus. Namun, paus tak hadir karena akan bertemu dengan 300 uskup Katolik Usai penyambutan, Presiden AS mengadakan pembicaraan empat mata dengan Pauas Benidiktus XIV. Pada hari kedua kunjungannya di AS, paus mengangkat isu-isu sensitif, seperti perang Irak dan imigrasi Hispanik dalam pembicaraannya dengan Bush. Ini merupakan kunjungan pertamanya ke AS sejak menjadi paus 2005. Paus Benediktus XIV bertemu secara pribai dengan Presiden Amerika Serikat Geoorge W Bush di Ruang Oval, Gedung Putih, selama 45 menit. Paus dan Bush mengeluarkan pernyataan bersama mengenai berbagai persoalan yang menjadi keprihatinan dunia sekarang. Mereka membahas juga mengenai penghormatan terhadap martabat manusia, dukungan terhadap kehidupan, ikatan perkawinan dan keluarga , pendidikan generasi mendatang, hak asasi manusia, kebebasan beragama serta pembangunan berkelanjutan dan perang melawan kemiskinan dan pandemik, terutama di Afrika. Paus dan Bush sepakat menolak terorisme, manipulasi agama untuk membenarkan tindakan kekerasan dan tidak bermoral terhadap orang tidak bersalah. Keduanya menyatakan perlu memerangi terorisme dengan cara tepat yang menghormati kemanusian. Mengenai kondisi di Timur Tengah Paus Benekditus dan Bush sama-sama mendukung penyelesaian konflik Israel-Palestina dengan model dua negara yang hidup berdampingan dalam damai. Mereka mendukung kedaulatan Lebanon, menyatakan keprihatian atas nasib umat Krsiten di Irak dan mengharapkan penyelesaian damai atas konflik di Timur Tengah. Paus Benekditus, paus kedua yang mengunjungi Gedung Putih. Kunjungan ini merupakan kunjungan paus pertama dalam 29 tahun ke Gedung Putih. Sepanjang sejarah AS, pertemuan ini adalah pertemuan ke-25 antara pemimpin tertinggi Gereja Katolik Roma dan Presiden AS dalam rentang waktu 89 tahun, melibatkan lima paus dan 11 pemimpin AS. “Saya datang sebagai sahabat, perwarta Injil dan orang yang menghormati masyarakat pluralistik,” kata paus dalam pidatonya. Paus meminta pemimpin AS membuat kebijakan berdasarkan prinsip moral dan sosial untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil. “Demokrasi bisa tumbuh saat pemimpin politik yang mewakili rakyat dibimbing oleh kebenaran dan membawa kebijaksanaan yang lahir dari prinsip moral,” kata paus. Paus juga menyerukan upaya diplomasi internasional yang lebih sabar menyelesaikan konflik dan mendorong kemajuan di seluruh dunia. Kunjungan paus ke Gedung Putih juga diwarnai protes oleh sekitar 200 orang yang mengangkat isu skandal pedofilia oleh sejumlah imam Katolik di AS. Setelah meninggalkan Gedung Putih, paus mempersembahkan misa untuk para uskup di AS. Paus juga mengadakan pembicaraan dengan para uskup membahas berbagai persoalan, antara lain skandal pedofilia. Kepada para wartawan, paus merasa sangat malu atas skandal seksual terhadap anak-anak yang mengguncang Gereja Katolik AS. Paus bertekad melakukan semua yang mungkin dilakukan menyembuhkan luka itu. AS harus melakukan segala yang mungkin memerangi semua bentuk kekerasan sehingga imigran bisa menjalani hidup yang bermartabat,” kata paus saat ditanya apakah dia akan membicarakan isu imigran Amerika Latin dengan Geroge W Bush. Jumlah kaum Hispanik hampir 40 persen dari 70 juta umat Katolik di AS. Mereka acap menjadi sasaran dalam upaya menindak keras para imigran gelap. Dalam perjalanan dari Roma, Paus Benediktus XIV mengatakan, dia menanti-nanti bertemu dengan rakyat dan gereja yang besar selama kunjungan pertamanya ke AS sebagai paus. Sebelum menjadi paus, saat sebagai Kardinal Joseph Ratzinger, ia beberapa kali mengunjungi negara itu. Menurut orang yang pernah berjumpa dengannya, dia adalah orang yang tahu banyak dan mengagumi negara itu serta masyarakatnya. Menjaga kawanan dombanya, sebutan bagi umat Katolik di AS merupakan misi penting dan peka bagi Paus Benediktus XIV. Ia juga membicarakan skandal pedofilia yang mengguncang gereja AS (baharuddin s/dari berberbagai sumber)

Tidak ada komentar: